Senin, 27 April 2015

Batu Akik VS Gelombang Cinta

Batu akik mungil :) (dok.pri)

Beberapa bulan terakhir batu akik telah sukses menyedot perhatian hampir semua orang di Indonesia. Tidak hanya laki-laki, perempuan pun ada yang ikut menyukai batu akik. Tua, muda, miskin, kaya. Lalu ada yang menilai bisnis akik ujung-ujungnya akan bernasib sama dengan bisnis tanaman Gelombang Cinta (GC) beberapa tahun lalu. Mahal sesaat jeblok kemudian. Benarkah? Menurut saya ...insyaallah TIDAK. Inilah alasannya..

Dilihat dari asalnya saja sudah beda. Batu akik adalah sumber daya yang tidak dapat diperbarui, sementara GC (atau tanaman lain yang pernah ngehits) adalah sumber daya yang ternyata sangat mudah diperbanyak. Pengalaman pernah membeli GC (bukan dengan harga mahal) diwanti-wanti untuk tidak membiarkan si GC sampai bebunga karena pertumbuhannya akan jelek..tidak bernilai tinggi.. bla..bla..bla.. Ternyata oh ternyata bila bunganya dibiarkan maka ratusan bibit-bibit GC tumbuh dengan sangat mudahnya. Jadi bukan lagi tanaman eksklusif. Itulah salah satu yang menyebabkan GC tidak lagi bernilai jual tinggi.

Sebagai sumber daya yang tidak dapat diperbarui, akik akan mengalami masa ketersediannya terbatas sementara permintaan konsumen bertambah. Bukan tidak mungkin akik akan bernilai seperti emas. Semakin dibutuhkan..harga semakin tinggi. Ditambah lagi beberapa daerah mulai sadar untuk membatasi penambangan batu untuk akik. Nah...sangat berbeda dengan GC ya...Stok GC bisa terus ada dan tidak sulit membudidayakannya.

Akik sebenarnya bukan barang baru juga kan?Akik sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia sejak dahulu kala. Kalau sekarang tiba-tiba ngehits lagi... ya itu adalah bagian dari dinamika trend. Trend bisa berulang seperti fashion. Tapi tidak otomatis berarti trend akik akan tamat karena alasan yang sudah disebutkan tadi.

Kalau begitu...akik bisa jadi alternatif investasi juga donk? Kalau menurut saya sih bisa. Bagaimana menurut Anda?.

2 komentar:

  1. Iya juga. kalo batang yang tidak bisa diperbaharui biasanya memang harganya gak bakal anjlok, malah makin naik. Asal tren dan ketenarannya tidak hilang.

    BalasHapus

Hai..Terima kasih sudah mampir dan menyampaikan komentar.. Salam Lestari.